[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Menghadapi Ikhwan Yang Suka Titip Salam
Uneq-Uneq - Wednesday, 16 February 2005

Tanya: Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Sebelumya salam ta'aruf dan ukhuwah dari saya. Begini saya sering mendapat salam dari seorang ikhwan sejak semester IV dan salam tersebut tidak disampaikan secara langsung ke saya tapi melalui teman saya. Ikhwan tersebut adalah adik angkatan saya tetapi usianya jauh lebih tua dari saya. Timbul rasa takut dan was-was dalam diri, bagaimana cara mananggapinya?.Setelah ujian mid semester ia mendapat ujian dari Allah yaitu kecelakaan jatuh dari sepeda motor dan mengalami fracture. Saya menegetahuinya dari teman yang ia titipi salam. Kemudian saya mencoba mengirim SMS kepadanya dengan maksud menyampaikan sikap simpati dan sedikit dukungan atas musibah yang menimpanya. Karena hal itu, akhirnya ia sering mengirim SMS pada saya. Saya jadi takut, bagaimana cara saya menanggapi ikhwan tersebut?.Jazakillah khairan katsiro.
Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Jawab:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ukhti Yang dirahmati Allah SWT

Salam ata’aruf dan ukhuwah juga dari saya. J
Menghadapi pergaulan sehari-hari dengan berbagai macam orang, dari berbagai macam suku, agama, ras dan golongan serta usia dan bisa jadi juga berbagai jenjang pendidikan dan tingkatan karir; tidak bisa dihindari jika ada satu dua orang yang ingin berteman akrab dan dekat dengan kita. Hal ini, bisa jadi karena ada sesuatu yang menurut pandangan mereka (orang lain yang bersinggungan dengan kita dalam keseharian) ada sesuatu dari dalam diri kita yang menurut ukuran mereka istimewa dan membuat point nilai positif hingga menurut mereka kita layak untuk dijadikan teman atau sahabat. Hal ini juga berlaku untuk kondisi yang sebaliknya (yaitu kita tidak bisa menghindari jika ada orang yang menganggap negatif diri kita dan membuat kita di depan mata mereka memperoleh point nilai minus hingga termasuk daftar orang yang tidak layak untuk dijadikan teman, apalagi sahabat. (Kita semua berlindung pada Allah agar terhindar dari kondisi seperti ini. Amien.)

Karenanya, jika ada seseorang yang sering mengirim salam, atau bersikap ramah, atau bersikap baik sekali pada kita, balaslah dengan perbuatan yang sama baiknya, dengan sebuah prasangka baik pula sambil tetap tidak melepaskan ketakwaan dan keimanan kita pada Allah SWT. Artinya, jika mereka berbuat baik dan ramah, balaslah dengan berbuat baik pula (sederajat atau lebih) tapi hendaknya hal ini tidak menjadikan kita menjadi sombong atau riya, pun tidak menjadikan kita membungkus perbuatan baik tersebut dengan sebuah prasangka buruk (yang terakhir ini namanya nggak tulus dan kurang ikhlas).

Selama ukhti selalu menyertai perbuatan baik ukhti dengan rasa ikhlas karena Allah, maka insya Allah akan lahir sebuah kesabaran dan rasa syukur yang dapat meningkatkan keimanan ukhti sendiri. Ukhti harus percaya, bahwa sekalipun ukhti berusaha menghindari ke mana saja, jika memang Allah telah mentakdirkan sesuatu akan terjadi pada diri ukhti, maka dia tetap akan terjadi.

Dengan begitu. Menghadapi ikhwan tersebut, jika dia mengirim salam terus menerus, jawab saja salamnya dengan cara yang serupa. Salam itu kan berisi doa agar kita memperoleh kesejahteraan, karenanya balaslah doa tersebut dengan hal yang sama padanya. Lalu, jika ikhwan tersebut sekarang sering mengirim sms pada ukhti, yah sudah terima saja. Jika isinya tausiyah yang bagus, mungkin ukhti bisa simpan untuk bahan muhasabah. Tapi kalau isinya tidak penting, kan tinggal dihapus supaya memory HP ukhti tidak berkurang. Kalau memang perlu untuk dibalas, balas saja dengan kalimat yang sopan dan tidak berlebihan. Kalau tidak penting, yah tidak usah dibalas. Kalau dia menyapa lewat perjumpaan langsung atau lewat telepon, bicaralah dengan sopan dan tidak berlebihan. Pendeknya, Islam sebenarnya sudah memberi rambu-rambu kok dalam pergaulan antara pria dan wanita (silahkan baca artikel serupa yang beberapa kali saya kirim lewat beberapa uneg-uneg teman-teman sebelumnya). Selama kita berpegang pada rambu-rambu yang telah diamanatkan oleh agama kita, insya Allah kita akan selamat dan tetap dalam perlindungan Allah. Artinya, jika itu memang hak kita maka Allah akan mudahkan jalan untuk menegakkannya, dan jika itu memang batil, maka Allah akan memberi petunjuk agar kita mudah menghindarinya.

Nah. Jadi, kenapa harus takut jika ukhti tidak melakukan kesalahan apa-apa. Luruskan niat lagi bahwa ukhuwah yang ukhti lakukan dengan saudara dan saudari kita yang lain, ukhti lakukan semata untuk mencari keridhaan Allah; lalu patuhi rambu-rambu Islam terhadap pergaulan yang berlaku antara pria dan wanita; terus berprasangka dan berbuat baik; Percaya pada Kuasa Allah. Insya Allah segalanya akan mudah dihadapi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ade anita

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved