[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Allah itu Dekat
Jurnal Muslimah - Sunday, 27 February 2005

Kafemuslimah.com Bangunan itu tampak begitu bersih, megah dan indah. Dilapisi dinding tembok berwarna putih, dihiasi lampu-lampu benderang. Bangunan tersebut adalah masjid suci yang di dalamnya terdapat Ka'bah, arah kiblat seluruh umat muslim di dunia. Menatapnya menimbulkan getar-getar haru, memandangnya mendatangkan kesejukan.

Dengan menggenggam erat tangan suami, saya masuki Masjidil Haram untuk pertama kali. Dada terasa sesak dan mata terasa perih ketika bangunan hitam berbentuk kubus yang bernama Ka'bah sedikit demi sedikit mulai terlihat. Semakin mendekat semakin erat saya genggam tangan suami, dengup jantung berdetak keras dan tak terasa bulir-bulir air mata menetes tak terbendung. Dalam isak tangis, lirih saya berkata "Ya Allah, betapa hamba sangat merindukan perjumpaan ini...."

Saya merasakan hari itu adalah saat-saat terindah dalam hidup. Menyaksikan Ka'bah dan berkumpul bersama jutaan manusia dalam ritual ibadah haji yang mendambakan pertemuan dengan Allah. Tidak hanya saya dan suami yang mengalirkan air mata bahagia dan haru, tetapi semua jamaah tamu-tamu Allah tampak berusaha menahan tangis saat melihat Baitullah.

Jika ada yang bertanya, pengalaman apa saja yang saya bawa dari perjalanan ruhani ini? Mungkin akan sulit untuk menjabarkan satu per satu indahnya perjalanan tersebut. Begitu banyaknya kenangan manis yang saya bawa. Semua tak bisa terucapkan dengan lisan atau tergambarkan dalam tulisan, hanya bisa dirasakan dalam hati. Batin ini rasanya penuh oleh muatan ruhani.

Diantara banyaknya kenangan indah, ada satu hal yang paling membekas dalam hati. Yaitu saya dapat merasakan Allah sangat dekat, setiap perbuatan ataupun permintaan saat itu akan dibayar kontan oleh Allah.

Pernah saat Thawaf, saya meminta kepada Allah agar bisa berdoa di depan Multazam. Seperti yang sebutkan oleh hadits Rasulullah SAW:

Antara Rukun Aswad dan pintu Ka'bah disebut Multazam. Tidak ada orang yang minta sesuatu di Multazam, melainkan Allah mengabulkan permintaan itu. (HR Al-Baihaqi)

Jika melihat jutaan manusia yang berdesak-desakan untuk mencapai tempat tersebut rasanya saya dan suami tidak mungkin untuk melakukannnya. Badan kami yang kecil akan kalah oleh orang-orang bertubuh kekar dan tingi besar. Di saat sedang berdoa di putaran ke tiga, tiba-tiba ustadz pembimbing yang telah lebih dahulu menyelesaikan Thawafnya mendekati saya dan suami seraya bertanya:

"Bapak dan ibu sudah putaran keberapa? Sudah coba mendekati Multazam?"

Suami menerangkan bahwa kami tidak mungkin mendekatinya, khawatir terjadi apa-apa dalam desakan dan himpitan jutaan manusia.

"Bapak pegang baju saya dan ikuti saya" ustadz tersebut berkata sambil meletakan tangan suami pada bajunya agar dipegang erat.

Sejenak suami menatap ke arah saya lalu terucap kata "Bismillah..." tangannya mulai menghimpit erat lengan saya.

Tidak terasa, kami sudah terhanyut dalam desakan lautan manusia yang berusaha mendekati Hajar Aswad, Rukun Yamani ataupun Multazam. Saya tidak tahu bagaimana caranya, tiba-tiba Ustadz tersebut berkata:

"Kita sudah didepan Rukun Yamani, usap dengan tangan kanan, ucapkan Bismillah-Allahu Akbar"

Begitupun saat tiba di depan Multazam, ustadz yang membimbing kami kembali berkata:

"Mari kita berdoa, ini sudah di depan Multazam"

Ketika saya tengadahkan kepala, "Masya Allah..." pintu Multazam berlapis emas sangat dekat di depan mata. Tidak ada lagi jarak terpisah antara saya dan tempat makbul tersebut. Dengan perasaan tak menentu, segera saya dan suami untaikan doa-doa dalam linangan air mata yang mengalir begitu saja.

Di lain hari, saya pernah memberikan satu kotak jus minuman pada seorang ibu setengah baya yang terlihat kehausan. Meskipun saat itu tenggorokan saya pun rasanya kering sekali. Saya berpikir, biarlah saya berikan jus ini, karena Insya Allah saya masih kuat berjalan dan menyelinap diantara orang-orang untuk mengambil air zamzam. Dalam perjalanan menuju tempat air zamzam, tiba-tiba dihadapan saya berdiri seseorang memegang dua botol air mineral yang belum dibuka. Dengan bahasa isyarat ia memberikan botol tersebut agar saya mau menerimanya. Masih dalam wajah terpana, saya terima botol tersebut seraya mengucapkan syukron. Orang tersebut kemudian berlalu dengan senyuman.

Saya percaya, semua kejadian ini terjadi karena adanya pertolongan Allah Ta'ala. Sang Maha Kuasa berada begitu dekat dan melihat semua yang dilakukan hamba-Nya. Ia tidak akan menyia-nyiakan kebaikan hamba-Nya seberat dzarrahpun, semua akan mendapat balasan.

Hingga kini, rekaman hari-hari penuh makna dalam menunaikan perjalanan suci masih segar berputar dalam ingatan. Getar-getar kerinduan untuk dapat bersujud simpuh di depan Baitullah, memohon ampun serta membuka diri pada Sang Maha Mengetahui selalu muncul setiap saat. Ingin rasanya kembali merasakan kenikmatan berada di rumah-Nya yang penuh kedamaian jiwa, dimana ruh terasa sangat begitu dekat dengan Sang Penguasa.

"Dan apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdoa kepada-Ku...."
(QS. Al Baqarah 186)

Wallahu'alam bishowab
Lizsa Anggraeny @ Japan 1425H
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved