|
Indahnya Berhijrah Jurnal Muslimah - Sunday, 27 February 2005
Kafemuslimah.com Hari Jumat itu , 7 Mei 2004, aku bersiap untuk pergi ke kantor seperti biasanya. Ada yang lain pagi itu. Ada kecemasan, kebimbangan dalam diriku. Saat mengeringkan rambut di depan kipas angin (kebiasaanku keramas tiap pagi), mataku terpaku pada bungkusan yang tergelatak di pojok kamar. Bungkusan yang beberapa hari lalu diberikan oleh Bunda tercinta untukku. Kata Bunda,”ini hadiah ulang tahun buat kamu, semoga bisa cepet dipakai ya.” Aku terenyuh oleh Bunda. Ketika kubuka bungkusan itu, kudapati empat potong baju muslimah yang cantik-cantik dengan nuansa pastel kesukaanku. Kugigit bibir bawahku, Bunda sepertinya tahu niat lama yang kupendam dan belum kuwujudkan hingga saat ini, hari ulang tahun ku…
Perlahan kuhampiri bungkusan tersebut, kubuka kembali, dan kutatap baju-baju itu. Berbagai rasa mengisi relung hatiku. Ada rasa ingin segera memakai pakaian takwa ini, ada rasa bimbang, bimbang karena apa aku juga tak mengerti..padahal sudah jelas perintah Allah SWT yang aku pahami dalam QS An-Nur:31.”Katakanlah kepada wanita yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…….” Lalu di mana lagikah letak keraguanku? Apakah karena aku masih ingin “bebas”? ah…lalu kulangkahkan kaki ku ke lemari pakaian, sekejap ku tarik sehelai jilbab coklat yang sudah lama ku beli dan sepotong celana panjang coklat. Kuletakkan semua itu di tempat tidur, kutatap lama. Terbayang diriku yang gendut ini jika memakai semua itu..apakah tidak akan bertambah gendut? Ah..tapi bukankah dengan pakaian takwa ini, seorang wanita tidak akan bisa lagi dinilai berdasarkan fisiknya? Seorang wanita pasti akan lebih bersahaja, menghindarkan dari kenakalan para lelaki hidung belang? Lalu mengapa aku masih ragu? Apakah aku ingin di azab oleh Allah SWT karena tidak mengindahkan perintah-Nya?segera kuraih salah satu baju yang berwarna coklat, namun gerakanku terhenti mengingat perkataan temanku beberapa hari yang lalu:”eh kamu sekarang kok kurusan sih? Tambah fresh lagi baru potong rambut, cantik loh!” bukan main girangnya hatiku saat itu, diet yang kujalani selama berbulan-bulan membuahkan hasil dengan mendapat pujian dari temanku. Sempat terlintas kembali keraguan itu,”apa nanti saja ya kupakai, kalau hari raya Idul fitri?” hati ku bertentangan, antara ingin dan tidak, entah yang mana yang lebih menguasai hati ini. Kupeluk jilbab coklat yang cantik itu, dan kembali aku teringat oleh perkataan salah seorang ustadzah yang kerap mengisi kajian di kantor ku,”kalau niat baik itu sebaiknya disegerakan, seperti misalnya keinginan untuk berhijab, beruntunglah jika kita merasa ingin berhijab di jaman sekarang ini, itu berarti Allah SWT telah memilih kita sebagai salah satu orang-orang yang diberikan hidayah-Nya, bukankah itu suatu hal yang teramat istimewa?”Lalu tanpa banyak pikir lagi, seakan ada kekuatan dalan hatiku, dengan mengucapkan basmallah, segera kuganti pakaian ku dengan pakaian takwa tersebut. Kukenakan jilbab coklat di atas ciput coklat yang kupinjam dari Bunda. Alhamdulillah aku tidak menemui kesulitan ketika mengenakan jilbab coklat tersebut, mungkin karena sebelumnya aku sering memperhatikan kakak-kakak ku menggunakan jilbabnya. Setelah merasa mantap dengan “dandananku”, ku langkahkan kaki keluar kamar, bersiap untuk ke kantor. Ketika kubuka pintu kamar, yang pertama kali kujumpai adalah Bunda, beliau berseru bahagia melihat penampilan baruku,”Alhamdulillah, puji syukur Ya Allah, semoga kamu istiqomah ya, Nak dan selamat ulang tahun.”beliau mencium keningku. Aku tersenyum bahagia, air mata haru terasa ingin mendesak keluar dari mataku, kupeluk Bunda, “terima kasih ya Bunda..doakan ya..”Lalu setelah pamit aku pergi ke kantor dengan berjuta rasa syukur di dalam hati, ”Ya Allah semoga Engkau senantiasa mencurahkan hidayah –Mu kepadaku, bantu aku untuk menjaga hidayah-Mu, Rabbi…”
Setibanya di kantor, aku langsung disambut oleh teman-temanku.”Waaah, tambah cantik deh…Alhamdulillah, selamat yaa..” ada juga yang berkomentar,”Wahh, insyaf juga lu, kesamber apa semalem?” aku hanya senyam-senyum menanggapi mereka semua. Banyak yang mendukungku, hatiku berbunga-bunga. Saat itu sangat kurasakan rahmat Allah yang tercurah untukku, tak henti-hentinya aku mengucapkan hamdallah…
Dan hingga saat ini aku telah mengenakan pakaian takwa ini selama hampir setahun, banyak perubahan positif yang aku rasakan. Aku merasa semakin mantap menjalankan ibadahku, tidak setengah-setengah. Merasakan ghiroh yang luar biasa dalam mencari ilmu agama untuk bekal nanti di akhirat. Aku merasakan nikmatnya sebagai seorang muslimah yang menyatakan identitasnya. Terlindung dari godaan para lelaki hidung belang, terhindar dari diet yang menyiksa, hingga kini aku telah menemukan arti kata “bebas” yang sebenarnya.
Aku sangat bersyukur dengan keadaanku yang kini InsyaAllah lebih baik. Apalagi saat ini aku telah melengkapi setengah dienku, yaitu dengan menikah dengan seorang suami yang sholeh, yang insyaAllah adalah pilihan Allah SWT. Allah SWT begitu Pemurah, begitu Penyayang, hingga aku teringat pada QS Ar-Rahman,”Maka Nikmat-Nya yang manakah yang engkau dustakan..”
Namun satu yang harus tetap aku ingat, bahwa jalan menuju kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik masih merupakan pe er buatku, dan semoga Allah SWT tetap menjagaku dan menerangiku dengan curahan rahmat dan hidayah-Nya…Allahumma Amin…
Jakarta, 23022005
Untuk sodariku, Irma dan Dani, kita “berjuang” sama-sama yah…J
Humaira Syifa [ 0 komentar]
|
|