[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Ngerumpi di Depan Gerbang Sekolah
Muslimah & Media - Monday, 28 February 2005

Kafemuslimah.com Ketika mengantar anakku sekolah, sekelompok ibu-ibu bergerombol membentuk sebuah kerumunan. Wah, ada apa ini? Pagi-pagi kok dah pada ngerumpi. Ikutan ah….

“Hei… gimana kemarin? Sudah ikut antrian untuk beli bensin belum?” Itu yang pertama kali diucapkan oleh mereka ketika aku bergabung masuk dalam gerombolan.
“Wah…. Alhamdulillah, untuk masalah pembelian bahan bakar yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor, aku dan keluargaku tidak pernah ambil pusing.” (senyum-senyum. Hehehe… apa yang mau dipusingin kalau nggak punya kendaraan bermotor barang satupun?)
“:Loh? Hari ini bensin naik lagi. Aku saja kemarin beli bensin sampai full tank. Semua motorku dah diisi.”
“Iyah. Mobilkku juga.”
“Hah? Memangnya kalau sampai full gitu, tahan berapa hari?” Dengan wajah bodoh aku bertanya. Asli nggak tahu, bukan ngetest.
“Yah… tahan tiga empat hari sih.”
“Ngantri bensin kemarin, berapa lama?”
“Mmm…. Kurang lebih satu jaman deh.”
“Ck….ck…ck…ck… aku kira, bisa tahan satu bulan. Heheheh…. Cape ngantrinya doang.”
“Lumayan lagi. Soalnya harga-harga dah pada naik semua.” Aku manggut-manggut. Benar juga sih, kalau memang cara berpikirnya seperti itu. Meski sebenarnya agak-agak dipaksakan logika seperti ini.


Hari ini, tanggal 1 Maret 2005 secara resmi akhirnya Bahan Bakar Minyak rata-rata naik sebesar 29%. Pengumuman kenaikan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah NO 22/2005 dan mulai berlaku Selasa (1/3) pukul 00.00 WIB.

Berikut Harga Baru BBM (Sumber: PP No.22/2005 yang dikutip oleh Republika selasa 1 maret 2005):

1. Jenis Minyak Tanah:
- untuk Rumah tangga dari harga lama Rp 700/liter --- harga baru Rp 700/liter (O% kenaikan)
- Untuk Industri dari harga lama RP 1800/liter --- harga baru Rp 2200/liter (22% kenaikan)

2. Premium. Dari harga lama Rp 1650/liter --- harga baru Rp 2100/liter (21%kenaikan)
3. Solar :
- Untuk Transportasi: dari harga lama Rp 1650/liter --- harga baru Rp 2100/liter (21% kenaikan)
- - Untuk Industri: dari harga Rp 1650/liter --- harga baru Rp 2200/liter (33 % kenaikan)
4. Minyak Diesel: dari harga lama Rp 1650/liter --- harga baru Rp 2300/liter (39% kenaikan)
5. Minyak Bakar: dari harga lama RP 1560/liter --- harga baru Rp 2300/liter (47%)

Sebenarnya apa sih alasan Pemerintah yang tetap bersikeras menaikkan BBM? Asal tahu saja, demo-demo yang dilakukan oleh berbagai elemen dalam masyarakat yang menentang kebijakan rencana kenaikan BBM telah bergema sejak beberapa hari bahkan beberapa minggu yang lalu. Menurut pemerintah, BBM terpaksa harus naik demi untuk menghindari subsidi pemerintah bagi hajat hidup orang banyak yang lebih membawa kerugian ketimbang keuntungan. Selama ini, masih menurut pengamatan pemerintah, Subsidi pemerintah yang dilakukan terhadap BBM telah menyebabkan terjadinya tindakan penyalah gunaan seperti dalam bentuk pengoblosan, penyelundupan, dan penyimpangan peruntukan BBM. Dalam hal ini, tentu saja rakyat kecil yang dirugikan dan orang yang pandai mengakali orang lain atau mereka yang punya ‘Power’ untuk mengambil keuntungan pribadi, diuntungkan dari subsidi yang diberikan pada BBM tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut, maka subsidi terhadap BBM tersebut dikurangi terus hingga suatu saat kelak benar-benar tidak diberikan. Tapi, masih menurut versi pemerintah, ada dana kompensasi yang dihasilkan dari penarikan subsidi terhadap BBM tersebut. Dana kompensasi BBM kelak akan dinikmati oleh puluhan juta rakyat miskin.

Apa saja bentuk dana kompensasi tersebut?

1. Rp 5,6 triliun beasiswa untuk 9,6 juta siswa miskin.

Dana kompensasi untuk bidang pendidikan diberikan dalam bentuk beasiswa dan dana bantuan untuk siswa putus sekolah dengan perincian, antara lain:
- SD/Madrasah Ibtidaiyah: Beasiswa Rp 300.000/siswa/tahun, dana anak putus sekolah Rp 500.000/siswa/tahun.
- SMP/Madrasah Tsanawiyah: Beasiswa Rp 780.000/siswa/tahun, dana anak putus sekolah Rp 1000.000/siswa/tahun.
- SMA/SMK/Madrasah Aliyah: Beasiswa Rp 1.440.000/siswa/tahun, dana anak putus sekolah RP 2.000.000/siswa/tahun.
2. Rp 5,4 triliun untuk subsidi beras bagi 8,6 juta kk miskin.

Dana Kompensasi berupa subsidi beras, yaitu penjualan beras murah kepada rakyat miskin seharga Rp 1000/kg, sebanyak 20 kg beras/bulan/KK.

3. Rp 3,3 triliun dana bantuan untuk 11 ribu lebih desa tertinggal

Dana kompensasi untuk pembangunan infrastruktur desa berupa dana bantuan untuk pembangunan jalan dan jembatan, prasarana jalan dan jembatan, prasarana lingkungan pedesaan, prasarana pendukung produksi (ditentukan oleh masyarakat desa bersangkutan) sebesar Rp 300 juta/desa.

Selain itu juga disediakan dana bantuan subsidi untuk rumah sederhana, subsidi untuk Kelompok Usaha Belajar (KUBE), dana bergulir untuk koperasi, bantuan untuk Keluarga Berencana (KB), dan untuk Panti Asuhan Yatim Piatu.

4. Rp 2,1 Triliun untuk pengobatan gratis bagi 36 juta lebih rakyat miskin.

Dana kompensasi untuk kesehatan rakyat miskin berupa biaya gratis untuk:
- Rawat jalan di Puskesmas.
- Rawat Inap di Puskesmas
- Rawat jalan tingkat lanjutan di Rumah Sakit
- Rawat Inap tingkat lanjutan di ruang rawat kelas III Rumah Sakit.


Oke… kembali ke gerombolan ibu-ibu yang sedang berkumpul ngerumpiin BBM.

“Duh, pemerintah tuh mikir nggak sih, bahwa kalau BBM naik, sudah pasti semua harga akan naik. Padahal, gaji suami gue ajah nggak naik.”
“Iyah, masa aku beli sayur bayam, yang biasanya dapat tiga ikat, sekarang cuma dapat dua ikat.”
“Iyah nih… duh… pasti deh sebentar lagi harga kendaraan umum juga pada naik. Uuhh, makin bete ajah deh gue karena makin sering di rumah.”
“Eh…. Eh… tahu nggak. Kalau aku, aku tuh paling sebel ama tetanggaku. Dia kan hobbinya ngutang nih. Nah, kalau harga pada naik gara-gara BBM naik, dah pasti deh dia bakal ke rumah gue buat minjem duit lagi. Ihh.. tahu nggak sih loe…. Dia tuh kalau lagi ke rumah nih, suka … bla..bla..bla..bla…” Wah… loh? Kok jadi ngerumpi beneran? Nggak seru lagi deh. Mending nyingkir sebelum telinga ini melintir.


Harga BBM naik hingga menyebabkan semua harga kebutuhan pokok lain juga naik, rasanya semua orang sudah pada tahu. Sayur mayur, sejak kemarin-kemarin malah sudah merambat naik sedikit demi sedikit. Rata-rata kenaikannya mencapai Rp 500 – Rp 1000. Bahkan beberapa naik hingga 300 %.

POSKOTA senin, 28/2/2005 menuliskan contoh kenaikan beberapa bahan kebutuhan pokok seperti bawang putih naik Rp 1500/kg (dari Rp 4500/kg naik menjadi Rp 6000/kg). Telur ayam yang semula Rp 8500/kg, naik Rp 200/kg menjadi Rp 8700/kg.
Beras yang jelek harganya Rp 165 ribu /karung isi 50 kg. Atau ada kenaikan Rp 300/liter dari eceran Rp 2500/liter menjadi Rp 2800/liter. Sedangkan beras yang agak lumayan sekitar Rp 3000/liter dan beras agak bagus Rp 3600/liter.
Minyak goreng curah Rp 5000/kg, sedangkan minyak goreng isi ulang Rp 7500/kg. Gula pasir naik Rp 500/kg, dari Rp 5500/kg jadi Rp 6000/kg. Tepung terigu bermutu yang semula Rp 3000/kg naik menjadi Rp 4000/kg.
Beberapa angkutan umum seperti ojek, angkot, bahkan termasuk becak, telah berjanji akan menaikkan ongkos angkut penumpangnya.

Kenapa BBM naik semua bisa ikut-ikutan naik? Alasannya sama.
“Karena buat ngangkut semuanya itu kan pake mobil. Nah mobil kan perlu bensin. Tekor dong kalau bensinnya naik tapi ongkosnya tetap.”

Baik. Apa boleh buat. Biar nulis panjang lebar dan cuap-cuap keberatan soal harga pada naik, tampaknya sebuah kondisi permanen yang sering terjadi di Indonesia (“kalau sudah naik nggak bakalan turun”) tetap akan berlangsung. Mungkin ada baiknya kita mulai berpikir untuk mensosialisasikan kebijakan pemerintah tentang kompensasi subsidi BBM bagi rakyat miskin.

Terus terang, di tempat saya, ada lumayan banyak juga rakyat kecil yang sedikit berbahagia dengan subsidi tersebut. Sebut saja Bu Mardi. Dia buruh cuci yang penghasilannya hanya sekitar Rp 200.000/bulan dan harus membiayai enam orang anak serta seorang ibunda yang telah renta seorang diri karena suami Bu Mardi telah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Kebayang nggak sih gimana kuat dia berpikir untuk muterin uang segitu supaya cukup? Itu sebabnya, padanya diajarkan untuk tidak malu-malu mengaku ke Kelurahan bahwa dia seorang janda yang miskin. Dari kelurahan, nanti dia akan memperoleh kartu dimana dia akan bisa berobat gratis, menyekolahkan anak-anaknya secara gratis (kecuali beli buku dan perlengkapan sekolah yang tetap harus ditebus meski dengan keringanan bisa dicicil sekian bulan), dan juga memperoleh jatah beras untuk orang miskin (Raskin). Harganya Rp 1000/kg. Harga segitu amat sangat berharga bagi Bu Mardi. Teman-teman Bu Mardi ada banyak. Ada Bu Mijan (janda anak dua) yang sehari-harinya hanya berdagang Es Cendol keliling, Pak Salim, yang setiap hari keluar masuk kampung untuk berdagang abu gosok, Pak Slamet yang punya 5 orang anak dan sekaligus membiayai 3 orang adiknya hanya dengan bekerja sebagai seorang kuli bangunan, dan lain-lainnya.

Nah.
Sekarang, jika kamu-kamu memang peduli terhadap rakyat miskin dan peduli terhadap kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya, cobalah untuk membagi pengetahuan tentang adanya dana kompensasi ini. Dana ini memang harus diklaim, karena kalau tidak bisa-bisa sudah keburu disunnat oleh tikus-tikus yang banyak berkeliaran di seputar gudang dana kompensasi tersebut.
Disamping itu, mulailah menerapkan subsidi silang yang diajarkan oleh Al Quran dan insya Allah merupakan amal ibadah yang hanya Allahlah yang akan menggantinya dengan pahala ibadah. Yaitu dengan bersedekah dan mengeluarkan zakat bagi mereka yang berkekurangan.

Siapakah yang disebut sebagai rakyat miskin dalam hal ini?
Yaitu: mereka yang berpenghasilan di bawah upah minimum (kurang dari Rp sekitar 400-an ribu gitu deh), janda, yatim/piatu, memiliki cacat yang menyebabkannya sulit bekerja dan berpenghasilan tetap serta pensiunan/veteran yang berpenghasilan rendah.

----- Jakarta, 1 Maret 2005 ([email protected])
Penulis: Ade Anita



[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved