[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Menapak Jalan Panjang
Jurnal Muslimah - Sunday, 03 April 2005

Kafemuslimah.com “Udah deh jangan bawa-bawa idealisme lagi, capai, gak ada ujungnya, percuma, idealisme gak bisa dipakai kalau mau jadi birokrat”, begitulah teman saya berceramah panjang lebar kepada saya di kantor ketika saya menolak untuk ‘memodifikasi’ anggaran negara. Sejenak saya termangu sendiri memikirkan kata-kata teman saya tadi. Pikiran saya berputar ke masa empat tahun silam saat pertama kali saya memutuskan untuk menjadi abdi negara. Kala itu saya merupakan seorang muda dengan tingginya ghirah menegakkan Islam hasil tempaan dakwah kampus bertahun-tahun. Kala itu saya adalah seorang yang dengan semangat menggebu-gebu bertekad untuk beramai-ramai masuk ke dalam dan memperbaiki ‘sistem’ yang sudah dicap miring sebagai salah satu biang keladi rusaknya negara tercinta ini.

Dan waktu pun berlalau. Saat hari berganti minggu dan bulan pun berganti tahun. Apa yang saya hadapi ternyata tak semudah yang saya bayangkan saat itu. Dalam sebuah institusi yang bernama ‘pelayan publik” saya harus menghadapi berbagai hal yang justru merugikan publik itu sendiri. Dan ternyata, kemungkaran tetap tak mampu saya ubah dengan tangan saya, kebathilan tak mampu saya hilangkan dengan kata-kata. Dan akhirnya, saya hanya mampu berjuang mati-matian dalam hati untuk teguh memegang nurani. Pikiran saya pun kembali mengembara ke masa lima belas abad silam, mengurai kembali sejarah hidup sang kekasih Allah. Betapa Rasulullah menatap banyak rintangan dan taruhan jiwa untuk menegakkan kebenaran. Betapa Rasulullah pun menempuh jalan panjang dan berliku untuk menyerukan kebajikan.

Ah kawan, mengapa kita harus merasa capai mempertahankan prinsip? apa yang kita lakukan tidaklah sebanding dengan apa yang dilakukan Rasulullah. Mengapa kita harus menggadaikan keyakinan demi tuntutan dan kebutuhan dunia yang fana? Mengapa kita harus merasa capai saat upaya kita belum membuahkan hasil? Mengapa kita tidak berkaca pada Rasulullah. Rasul yang dikaruniai berbagai kelebihan oleh Allah itu pun perlu belasan tahun untuk memperbaiki akidah masyarakat Arab.

Kawan, tidakkah kita ingat bahwa menegakkan kebenaran memang penuh onak dan duri. Tidakkah kita sadar bahwa segala apa yang kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan bukan saja kepada publik sebagaimana yang sering kita dengungkan selama ini, tapi juga kepada Allah sang Penguasa di yaumul akhir kelak? Mengapa kita akhirnya harus menyerah kala segala kejahilan yang sudah tertata ini begitu kuat membelenggu kita? Bukankah Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan kita? Sekecil apapun upaya yang kita lakukan, Insha Allah kita akan mendapatkan balasannya. Mengapa kita harus takut kehilangan rejeki dengan menolak yang bukan menjadi hak kita? bukankah Allah adalah sang Pemberi rejeki?

Benarkah idealisme tidak bisa kita bawa lagi? ataukah kita yang memang tidak mau? Atas dasar apapun, ”tidak bisa” dan “tidak mau” adalah dua hal yang berbeda. Bukankah kita pun tahu bahwa kita harus masuk ke dalam Islam secara kaffah? Yang berarti bahwa kita membawa Islam di manapun dan kapan pun termasuk saat kita menjadi seorang birokrat sekalipun. Kawan, jalan kita masih terbentang panjang di depan. Mungkin kita tidak akan bisa mengubah sistem saat ini, bahkan mungkin anak kita kelak pun tidak. Tapi setidaknya, kita tetap berupaya dari hal sekecil-kecilnya. Setidaknya, kita tetap punya keinginan dan harapan. Harapan yang tersimpan dalam pikiran, harapan yang kita wujudkan dalam tindakan, sebagai muslim, sebagai abdi negara, dan sebagai masyarakat itu sendiri. Dan Allah pun Maha Mengetahui.

Ike Sari Astuti
Bumi Pesagi, Awal Maret 2005 [email protected],
(buat teman-teman di pemda, mari kita rapatkan barisan, bulatkan tekad dan satukan langkah menjalankan amanah)
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved