|
Selamatkan Al Aqsa Oase Ilmu - Saturday, 23 April 2005
kafemuslimah.com Stiker yang dipasang di pesawat milik perusahaan penerbangan Yahudi menunjukkan gambar kota Al-Quds tanpa Masjid Al Aqsha dan Kubah Sakhrah. Keduanya diganti dengan gambar sinagog Yahudi. ''Dengan darah dan jiwa, kami akan pertahankan Al Aqsha,'' teriak Hassan Yussef, pemimpin gerakan Hamas Palestina. Bersama ribuan warga Palestina lainnya, ia berjaga-jaga di depan Masjid Al Aqsha. Wajah-wajah mereka terlihat tegang. Gema takbir bersahut-sahutan.
Sejak Kamis (7/4), umat Muslim Palestina berbondong-bondong menuju Al-Quds (Jerusalem). Dengan menggunakan puluhan bus atau berjalan kaki, mereka datang dari segenap penjuru mata angin, dengan satu tujuan, untuk mempertahankan kemuliaan Masjid Al Aqsha dari aksi yang akan dilakukan 10 ribu anggota kelompok ekstrem Yahudi. "Kami tidak tahan menghadapi situasi seperti ini. Kami manusia yang memiliki perasaan terhormat dan menyadari nilai Masjid Al Aqsha, maka kami harus segera menuju masjid tersebut," ujar salah seorang dari mereka saat diwawancarai TV Aljazirah.
Maka pada hari Ahad (10/4), hari yang rencananya akan dilakukan penyerangan, di antara Kubah Shakhrah hingga Masjid Al Aqsha, berubah menjadi 'lautan' umat Muslim. Seperti kata Yussef, mereka akan menjaga Al Aqsha, siang dan malam, dengan tubuh dan nyawa mereka. Sementara pada saat yang sama, jutaan Muslim lainnya, di belahan bumi yang lain, masih terlelap dalam tidurnya.
Kegundahan Muslim Palestina bermula ketika Revava, kelompok garis keras Yahudi, berencana mengepung dan menyerang Masjid Al Aqsha pada 10 April 2005. Aksi mereka ini merupakan buntut dari kekecawaan terhadap rencana sepihak pemerintahan PM Israel Ariel Sharon untuk menarik pasukannya dari Jalur Gaza. Sebagai konsekuensinya, maka pemukiman Yahudi di sepanjang Jalur Gaza dan Tepi Barat juga harus dibongkar.
Maka, untuk kesekian kalinya, ancaman penghancuran kiblat pertama umat Islam pun dilontarkan. Bukan hanya gertakan saja, yang jelas. Karena kekuatan yang sama dengan kaum Muslim juga dikerahkan kelompok Yahudi. Sebelumnya, harian Israel Yedeot Aharonot edisi Senin (04/04) melaporkan pihak keamanan Israel telah memutuskan untuk menutup Al Haram Al Qudsi bagi non Muslim. Namun, Ory Ariel dan sejumlah anggota Knesset lain yang mewakili kelompok ultra kanan Yahudi meminta kepada komandan militer wilayah Al Quds, Elan Faraanko, agar memberikan izin kepada orang-orang Yahudi masuk kawasan itu.
Bentrokan memang tidak terjadi pada Ahad lalu. Namun tidak tertutup kemungkinan, entah besok atau lusa, rencana mereka segera terlaksana. Noam Federman, pemimpin kelompok ekstrimis Kach, mengatakan sebagian ekstrimis Yahudi berhasrat menyerang Masjid al-Aqsha, setelah menemukan waktu yang pas. "Ada kekhawatiran umat Muslim akan membangun masjid lebih bagus," kata Federman sebagaimana dikutip media sayap kanan Israel.
Sedang petinggi senior Kementerian Pertahanan, Amos Gilad, menyatakan di antara rencana kaum ekstremis itu adalah menurunkan simbol bulan sabit yang ada di atas kubah Masjidil Aqsha dan menggantinya dengan bendera Israel. Upaya-upaya guna menghancurkan Masjid Al Aqsha, sudah diwaspadai semenjak lama oleh umat Muslim Palestina. Ketua Gerakan Islam Palestina, Syeikh Kamal Khateb, menegaskan pihaknya sejak tahun 1996 telah menggulirkan kampanye peringatan bertajuk 'Al-Aqsha dalam Bahaya'. Dia menengarai kondisi Masjid Al-Aqsha semakin lama semakin di ujung tanduk. "Bahkan pihak petinggi keamanan Israel sendiri menyatakan bahwa memang Masjid Al-Aqsha dalam bahaya," katanya.
Namun tidak boleh dilupakan, lanjutnya, bahwa tahun 2005 ini, dengan ada atau tidak rencana penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, upaya penodaan Masjid Al Aqsha tetap akan dilakukan Yahudi. Tahun akhir ini, sejumlah kelompok agama Yahudi menggarisbawahi sebagai tahun terakhir bagi pembangunan sinagog Yahudi ketiga di atas Masjid Al-Aqsha. Stiker-stiker yang dipajang pada pesawat perusahaan penerbangan Israel, El Al, menunjukkan indikasi itu. Tergambar kota Al-Quds tanpa ada gambar Masjid Al-Aqsha dan Kubah Al Sakhrah. Keduanya telah digantikan gambar sinagog Yahudi. Semua isyarat ini, imbuh Syeikh Kamal, menjadi jelas akan kebenaran rencana tersebut.
Ditambahkan juga, banyak pengumuman dipajang di kota-kota Israel yang mengajak orang-orang Yahudi untuk menyerbu Masjid Al-Aqsha pada hari Ahad tanggal 10 April 2005 lalu. Bahkan mereka menentukan jam konsolidasi tersebut, yaitu pukul 07.30 pagi (waktu Palestina). Oleh sebab itu, Syeikh Kamal lantas mengimbau segenap umat Muslim untuk mempertahankan Masjid Al Aqsha dengan segala daya upaya. Pihaknya sendiri sejak sembilan tahun lalu sudah menggelar proyek renovasi di Masjid Al-Aqsha dan memakmurkannya. Salah satu programnya adalah Al-Bayariq, yaitu menggalang putera-puteri Palestina yang ada untuk mendatangi Masjid Al-Aqsha setiap hari.
dukungan dari berbagai penjuru
Seolah menyambut seruan tersebut, dari Arab Saudi, Ketua Dewan Menteri Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Abdullah, menyerukan masyarakat dunia untuk mengambil tindakan guna menyelamatkan Masjid Al-Aqsha."Tindakan kelompok ekstremis Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha akan membahayakan keamanan dan stabilitas di wilayah Palestina dan kawasan di sekitarnya serta merusak semua upaya untuk membangun kedamaian di wilayah tersebut," demikian bunyi siaran pers Pangeran Abdullah.
Senada dengan pernyataan tersebut, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid juga menilai langkah Yahudi untuk mencaplok Masjidil Aqsha akan mencederai upaya damai yang dirajut di Timur Tengah (Timteng). ''Pihak-pihak yang selama ini menginginkan adnya kedamaian di Timteng mestinya tak membiarkan ekstremis Yahudi melakukan pencedaraan terhadap Masjidil Aqsha,'' katanya di Jakarta, Ahad (10/4).
Kedamaian di Timteng, tambah Hidayat, akan tercapai jika semua pihak mendukung keutuhan Masjid Al Aqsa, bukan malah sebaliknya. Sebab Al Aqsa merupakan tempat peribadatan yang terhormat bagi umat Islam. Pencaplokan atas Al Aqsa akan menyakitkan perasaan umat Islam tak hanya di Palestina tetapi juga di seluruh dunia. Sementara Sekjen Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Ferry Nur, menyatakan bahwa langkah ini bukan merupakan pertama kalinya dilakukan Yahudi.
Mereka, pernah melakukan pembakaran dan usaha pendudukan atas Al Aqsha. "Mereka memang telah berencana menggantikan masjid tersebut dengan bangunan sinagog," jelasnya. Dengan begitu, merupakan hal yang wajar kata Ferry, bila semua umat Islam tak hanya di Palestina tetapi juga di Indonesia dan belahan dunia lainnya mempertahankan keutuhan Al Aqsha.''Semua umat Islam di dunia mesti bergerak untuk mempertahankan Al Aqsha,'' katanya.
( yus/fer ) /diambil dari www.republika.co.id/dialog jumat 15/4/2005 [ 0 komentar]
|
|