|
Kungfu Master Im Muslimah & Media - Sunday, 08 May 2005
Kafemuslimah.com Dalam beberapa hari ini, ada sebuah daerah di Indonesia yang tampaknya sedang naik daun di beberapa media cetak di Ibukota (dan mungkin juga di beberapa daerah lain di tanah air kita). Yaitu daerah Kabupaten Sukabumi, yang letaknya di kaki Gunung Salak, Jawa Barat.
Hal ini terjadi setelah di wilayah tersebut ditemukan empat anak yang positif terinfeksi virus Polio. Anak yang pertama kali dinyatakan positif Polio adalah Fikri Ramdani (19 bulan) dari Desa Giri Jaya, Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Sudah dua bulan memang Fikri lumpuh. Padahal, sebelumnya dia sudah bisa berlarian sambil bermain bola. Kini, dia hanya bisa mengandalkan orang lain untuk berpindah tempat. Fikripun terlihat seperti frustasi dengan kondisi seperti ini. Dia selalu menangis setiap kali menginginkan sesuatu. Menurut Ny. Yayat, anaknya lumpuh setelah sebelumnya menderita panas tinggi dan lemas selama lima hari. Yayat mengaku anaknya memang belum pernah diimunisasi Polio (Republika, Sabtu, 5 Mei 2005).
“Ibu…Ibu…. Imunisasi itu apa sih?” Tiba-tiba si sulung saya yang memang rajin mengikuti berita koran, bertanya. Dia memang kerap menanyakan segala sesuatu yang tidak begitu dimengertinya yang kebetulan dibaca atau dilihatnya. Bisa jadi, karena begitu naik daunnya berita tentang berjangkitnya virus Polio yang menghias beberapa media membuatnya si sulung saya ini jadi ingin bertanya juga.
“Imunisasi itu… hmm… “ Saya tidak langsung menjawabnya. Usia si sulung saya ini baru 10 tahun. Jika saya jelaskan dengan bahasa yang rumit, dia mengerti tidak yah?
“Kegiatan itu artinya tindakan untuk memberikan perlindungan kekebalan di dalam tubuh bayi dan anak.”
“Aku nggak ngerti. Memangnya kalau mengandalkan darah putih saja tidak bisa yah?”
“Beda lagi nak. Biasanya, darah putih itu untuk melawan penyakit lain.”
“Bedanya?” Oke. Berarti ini saatnya untuk menjelaskan lewat cerita.
“Kan gini nih. Misalnya, tubuh kita nih wilayah yang kuat. Kenapa kuat? Karena kita punya pasukan pengaman, yaitu si sel darah putih itu. Jadi, tiap kali ada penyakit yang nyerang, pasukan darah putih itu siap sedia mengangkat senjata untuk membela tubuh kita. Tapi… kalau negaranya baru saja merdeka, kan pasukannya belum punya pengalaman apa-apa buat bertanding melawan musuh. Nah, anak-anak balita itu seperti itu. Apalagi mereka yang baru lahir. Terus, gimana cara ngelatih sel darah putih dan pertahanan lain dalam tubuh si anak kecil itu biar mantap? Caranya, kita masukin bakteri atau virus yang sudah pernah kita lumpuhkan ke dalam tubuh. Misalnya, kita sudah berhasil nih ngalahin virus Polio. Tadinya sebelum dikalahin, si virus Polio ini pinter banget KungFu. Tapi setelah kita kalahkan, kita bikin minta si virus yang kalah itu, ‘Oke. Kamu tidak saya matiin, tapi saya minta kamu ajarkan tehnik bermain kungfumu pada sel darah putih yang belum terlatih. Setuju? Si Virus setuju, ya udah, akhirnya dimasukin deh virus tersebut ke dalam tubuh lewat imunisasi. Gitu ceritanya. Yah, kurang lebih seperti itu deh.” Si sulungku mengangguk-angguk sambil terus berpikir. Kerutan di keningnya masih terlihat berlipat.
“Terus, kita yakin tuh bahwa virus itu nggak akan berkhianat? Siapa tahu dia cuma pura-pura ajah lemah, terus nanti kalau dah ada di dalam tubuh, dia berontak gimana hayo?”
“Wah… kayaknya sih nggak sedasyat gitu. Karena kita juga sudah bikin pencegahan dulu sebelumnya. Kan, sebelum diimunisasi, tubuhnya harus sehat dulu. Nggak boleh sakit. Si sel darah putih tuh kalau dalam keadaan sehat dia pinter belajar ilmu pertahanan diri. Jadi mereka malah berteman dan saling bekerja sama melawan penyakit. Sama kayak… nggn… masih inget kan, waktu Rasulullah mengalahkan negeri-negeri di sekitara Mekah? Nah, sebagian tawanan itu, dikasih kesempatan. Mereka akan dimerdekakan jika bersedia mengajarkan penduduk Mekah yang buta huruf. Nah, akhirnya para tawanan itu bersedia, setelah diajarkan, baik mantan tawanan maupun penduduk akhirnya bekerja sama membangun masyarakat Islam yang kuat di kota Mekah. Inget cerita itu kan?” Hmm… mungkin agak melebar ceritanya, tapi setidaknya si sulungku sudah bisa lebih mengerti. Alhamdulillah.
Masih sehubungan dengan wabah Polio di Sukabumi yang hangat diangkat media koran beberapa hari ini. Harian Kompas, mengutip catatan dari WHO menuliskan bahwa Modus Penularan Polio adalah masuk melalui mulut, berkembang biak di usus serta menyebar ke sistem saraf. Adapun gejala-gejala mereka yang terkena virus Polio adalah sebagai berikut:
- Demam
- Kelelahan
- Sakit Kepala
- Muntah
- Leher Kaku
- Anggota badan terasa sakit
Fakta lain dari Polio adalah, Polio terutama menginfeksi danmembuat sakit anak-anak usia di bawah lima tahun. Satu dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan yang tak dapat disembuhkan terutama di kaki. Bahkan 5 – 10 % mereka yang terkena kelumpuhan ini, meninggal (Kompas, Jumat, 6 Mei 2005).
Akhirnya, Pemerintah, kata Menko Kesra Alwi Shihab, menetapkan pelayanan vaksinasi polio secara gratis bagi anak-anak usia 0-59 bulan (Balita) di rumah sakit (RS) pemerintah se-Indonesia mulai Mei 2005. Menkes Siti Fadilah Supari telah mengeluarkan surat pelayanan gratis vaksinasi polio bagi balita se-Indonesia, menyusul penemuan 15 balita di Sukabuma yang menderita sakit lumpuh. Menurut Menkes Fadilah Supari, tiga balita yang terkena virus Polio di Sukabumi itu memang tercatat selama ini belum pernah menerima imunisasi Polio (Republika, Ahad, 8 Mei 2005).
Nah. Bagaimana dengan balita anda? Ayo, buka lagi catatan imunisasi yang ada di lemari dan lihat, imunisasi apa saja yang belum diberikan.([email protected])
----- Jakarta, 8 Mei 2005
Penulis: Ade Anita
[ 0 komentar]
|
|