[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Tidak Ingin Pacaran Malah DIsangkan Patah hati
Uneq-Uneq - Friday, 25 November 2005

Kafemuslimah.com


Tanya:


Assalamu'alaikum.wr.wb

Saya seorang akhwat yang sudah berumur lebih dari 27 tahun. 4 tahun lalu ketika saya memutuskan untuk berjilbab, saya terpaksa berpisah dengan pacar saya karena dia tidak senang saya memakai jilbab. Sebenarnya saya sangat berat melepaskan dia karena keluarga kami sudah setuju. Satu tahun kemudian saya bertemu seorang laki laki
yang saya nilai cukup sholeh dan mau serius dengan saya. Tetapi beberapa bulan kemudian dia menjauh karena dia masih ingin belajar agama dan kita juga sepakat untuk tidak pacaran. Saya kecewa ustad, karena setelah itu dia memutuskan menikah dengan seorang wanita yang tidak berjilbab, perokok dan menurut pandangan saya kurang sholehah. Sekarang diusia saya yang hampir 28 tahun saya masih belum juga bertemu dengan jodoh saya. Bahkan karena menjaga untuk tidak pacaran, saya dinilai oleh keluarga saya sebagai orang yang patah hati karena berpisah dengan pacar saya yang pertama. Saya sedih sekali ustadz. Untuk sementara ini saya hanya diam menghadapi cemoohan mereka.
Tolong.. apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa tetap tabah dan sabar, karena terkadang saya juga khawatir tidak segera ketemu dengan jodoh saya sehingga semakin memperkuat dugaan mereka. Terima kasih sebelumnya

Wassalam

Jawab:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ukhti yang dirahmati Allah SWT.
Dalam hidup ini, kita akan selalu berhadapan dengan berbagai macam ujian. Semua ujian ini memiliki satu tujuan yang sama, yaitu agar keimanan dan ketakwaan kita pada Allah SWT semakin bertambah (dengan demikian, insya Allah derajat kita di juga akan semakin tinggi). Indikasi dari keberhasilan kita melewati berbagai macam ujian tersebut bisa dilihat dari seberapa besar kesabaran kita menjalaninya dan seberapa dalam rasa syukur yang terus tertancap di dalam diri ini dalam menghadapi berbagai macam ujian tersebut.

Apakah dengan ujian yang datang tersebut, kita menjadi tidak ikhlas dengan pilihan yang sudah kita ambil yang semula diniatkan untuk mendekatkan diri pada Allah? Jika kita jadi menyesal dengan keputusan dan tidak ikhlas karena konsekuensi yang datang di belakang keputusan tersebut ternyata berat untuk dijalankan, berarti level sabar kita masih di bawah standard dan tingkat rasa syukurnya harus dipertebal lagi. Jadi sekarang, mari perbaiki kembali niat kita untuk beribadah pada Allah.

Adapun setiap ujian tentu ada godaan yang bermaksud menggugurkan niat ibadah kita. Bisa jadi, godaan itu datang dari seseorang yang kita kenal, bisa jadi juga dari mereka yang tidak kita kenal. Bisa jadi godaan datang dari situasi yang biasa kita hadapi bisa jadi juga datang dari sebuah situasi yang tidak kita duga sama sekali sebelumnya. Sekali lagi, jika sudah bertemu dengan berbagai macam godaan tersebut, kita harus kembali mengingat niat kita di awal (yaitu ingin beribadah hanya dan untuk Allah semata) dan cobalah untuk senantiasa memupuk lebih giat lagi sifat sabar dan syukur yang kita miliki agar keduanya tidak luntur karena godaan yang datang tersebut.

Ukhti… biar saja orang lain terus berprasangka bahwa kita sedang patah hati sehingga tidak ingin pacaran lagi. Cara efektif untuk menghadapi prasangka tersebut adalah kita tunjukkan sifat yang positif di hadapan semua orang. Berusahalah untuk senantiasa ceria, berpikiran positif, ringan tangan untuk membantu, ramah pada siapa saja, gembira menjalankan ibadah, semangat dalam berbuat baik, senantiasa ikhlas ketika dan setelah melakukan sesuatu dan jauhi sifat pemarah dan mudah tersinggung serta hindarilah wajah murung, muram dan termenung. Insya Allah semua prasangka buruk yang dialamatkan pada kita selama ini akan luntur dengan sendirinya karena mereka melihat bahwa apa yang mereka duga terjadi pada ukhti sebenarnya tidak pernah terbukti adanya.

Lalu, biar saja jika ternyata ada ikhwan yang datang dan lalu meninggalkan ukhti karena memilih akhwat yang menurut ukhti tidak lebih baik dari ukhti. Itu pilihan dia dan kelak insya Allah dia sendirilah yang akan menanggung akibat dan harus mempertanggung-jawabkan pilihannya tersebut. Jangan merasa hal ini menunjukkan bahwa ukhti punya kekurangan.
Tidak.
Sama sekali tidak.
Allah punya rencana briliant lain bagi ukhti dan bisa jadi dalam hal ini Allah telah menyelamatkan ukhti agar tidak jatuh kepada kondisi yang lebih buruk serta sedang mempersiapkan kondisi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Ingatlah ukhti, Allah itu sungguh Maha Pengasih dan Penyayang pada setiap makhluk-ciptaan-Nya. Dia akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Jadi, kalau kita tidak mendapatkan sesuatu, sabar, mungkin dalam perhitungan Allah kita belum siap untuk itu. Dan bersyukurlah karena Allah masih melindungi kita dengan cara menghindari kita untuk menjalankan atau mendapatkan sesuatu dimana kondisi kita masih belum cukup mampu untuk menjalaninya/mengelolanya.

Ukhti harus yakin dan percaya. Bahwa pada saatnya nanti, pertolongan Allah akan senantiasa datang tanpa diduga-duga. Pada saat yang tepat, kita akan memperoleh nikmat karunia yang berlimpah, bahkan melebihi apa yang kita harapkan dan bayangkan semula. Subhanallah wa Alhamdulillah.

”Dan, di langit terdapat (sebab-sebab) rezki kalian dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepada kalian. Maka demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar 9akan terjadi) seperti perkataan yang kalian ucapkan.” (Adz- Dzariyat: 20-21)

”Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (Al-Insan: 1-2)

”Dan kepunyaan Allahlah yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nyalah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah dia dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan, sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang kalian kerjakan.” (Al Furqan: 58)

”Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allahlah (datangnya).” (An-Nahl: 53)

”Dan, barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Ath-Thalaq: 3)

” Katakanlah, ‘sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal.” (At Taubah: 51)

“Ya Allah, rahmat-Mu yang aku harapkan. Maka janganlah Engkau sandarkan aku kepada diriku sendiri sekalipun hanya sekejap mata, dan perbaikilah semua keadaanku, tiada Ilah selain Engkau.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari, Abu Daud, An Nasa’I dan Ibnu Hibban).

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ade Anita


[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved