[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Bosnia dan The Last Generation
Jurnal Muslimah - Wednesday, 03 March 2004

Ini pertama kalinya aku menginjakan kakiku di sebuah negeri kecil bernama Bosnia Herzegovina. Konon yang aku dengar adalah sebuah negara muslim yang penduduknya militan. Apalagi terkenal pula bagaimana dasyatnya pertempuran Bosnia dengan Serbia. Yang juga tak kalah menariknya adalah karakter orang-orang Balkan yang pekerja keras dan tangguh.

Musim salju kali ini tepatnya Januari 2002 tampaknya sangat menarik bagiku. indah walaupun harus kulalui dengan sakit selama 1 minggu. Yah siapa yang nyangka saya yang terbiasa tinggal di daerah tropis seperti di Indonesia lalu tiba-tiba disunting oleh seorang pria Bosnia dan diboyong di tanah kelahirannya. Itu takdir dari Allah tentunya.

S aya yang belum tahu bagaimana sih rasanya musim salju harus terkaget-kaget ketika semua baju saya tidak layak pakai alias tidak cukup tebal. WahÂ…apalagi kalau melihat salju yang satu meter..hmm dingin. Tak kalah menarik pula ketika saya melihat kota Sarajevo, indah. Alhamdulillah tidak seperti yang saya bayangkan sebelum kedatangan. Perang Bosnia telah usai sejak tahun 1995 ketika pasukan NATO datang menghentikannya. Namun sebenarnya hal tersebut tidaklah memberi keuntungan banyak untuk kehidupan muslim. Karena toh muslim-muslim yang dibantai sangat banyak dan Slobodan Milosevic masih juga belum dihukum secara jelas.

Ketika saya tanyakan suami saya, berapa sih jumlah muslim di Bosnia? Suami saya menjelaskan sekitar 40 persen. Lalu saya bengong, sisanya apaan dong? Yang lain Serbia, si kristen dan Croatia yang katolik. OhÂ…begitu. Ketika itu saya kira muslim disini adalah mayoritas. Ternyata tidak karena dalam satu negara ada 3 bangsa yang berbeda agama hidup bersama.

Oh yah, lalu sayapun mulai mengenal orang-orang sekitar. Termasuk mulai belajar bahasa Bosnia yang susah. Bahasa Inggris hanya saya pakai untuk orang-orang yang memahaminya. Muslim disini karena minor maka orangnya sangat ramah jika mendapat kenalan baru apalagi yang muslim dan berhijab. Karena saya lihat sangat sedikit yang memakai hijab disini. Sungguh!!

Keprihatinan saya adalah termasuk ketika shalat jumat, masih banyak lelaki baligh yang berkeliaran di luar alias tidak shalat. Juga muslimahnya yang berdandan menyolok lengkap dengan baju yang minim. Susah mencari restoran halal dimana tidak disediakan alkohol di dalamnya. Gambar-gambar iklan yang mengundang dimana pornography mudah didapatkan. Dan masih banyak lagi yang lain termasuk ketika melihat beberapa muslimah berkerudung dalam cafe yang merokokÂ…AstaghfirullahÂ…Dimana sih saya tinggal?

Pertanyaaan tersebut akhirnya terjawab sudah, yaitu karena muslim Bosnia sudah lupa akan jati dirinya sebagai muslim. Dulu ketika masih menjadi wilayah Yugoslavia, pemerintah komunis sangat anti agama. Dan barang siapa berani menunjukan identitasnya tentang agama, dijamin masuk penjara. Ataupun tidak mendapat pekerjaan yang layak. Ayah mertua sayapun bercerita bagaimana orang-orang mukmin harus bersembunyi jika shalat lima waktu. Lalu akhirnya lama sekian lama generasi yang hilangpun muncul dimana bagi mereka Tuhan itu tidak ada. Bahkan waktu itu banyak orangtua yang takut menyekolahkan anaknya karena anaknya dicekoki paham komunis. Namun apa akhirnya? Muslim-muslimnya ketinggalan jaman. Dan orang-orang yang berada di pemerintahan adalah orang-orang sekuler total!! Menyedihkan!!

Maka ketika ketidakadilan muncul dimana Beograd selalu mendapat prioritas akhirnya timbulah keinginan untuk memerdekakan diri. Namun apa dikata, non muslim tak pernah rela sebelum kita mengikuti jejaknya. Walaupun sudah diadakan pemilu dan Bosnia keluar dari Yugoslavia, mereka sakit hati dan menggempur muslim-muslim. Namun Allah akan selalu bersama hamba-Nya yang bertakwa. Alhamdulillah akhirnya Allah menghentikan segala pembantaian tersebut. Namun masih banyak sederetan tugas-tugas mulia yang harus dijalankan di bumi Balkan ini. Sungguh berat karena banyak muslim hanyalah œby name œ dan tidak menjalankan kehidupan total sebagai muslim.

Bahkan sempat saya ditanya kenapa memakai hijab karena saya masih muda? Bagi mereka hidup adalah fashion. Saya tidak terlalu kaget karena semasa komunis bercokol, hidup mereka mudah karena pekerjaan selalu disediakan oleh agen kerja dan gaji terjamin. Namun sekarang setelah peperangan harus berusaha dari tangan sendiri. Namun saya kira hal itu lebih baik daripada dilenakan oleh penguasa yang tak kenal Tuhan, bukan?

Banyak negara muslim yang memberi pertolongan, alhamdulillah termasuk Indonesia dengan masjid yang bernama Istiqlal. Masjid terbesar nomor 2 setelah masjid punya Saudi Arabia di Sarajevo. Sekali lagi, alhamdulillah. Tentunya dalam setiap musibah selalu ada hikmah. Apalagi sekarang banyak bermunculan pusat-pusat Islam yang memberikan pencerahan akan dakwah disini.

Sebuah pelajaran berharga adalah jikalau kita meninggalkan Islam maka sebenarnya kita akan menuju kehancuran. Ini peringatan bagi semua kaum muslimin termasuk di Indonesia. Rapatkan barisan karena musuh-musuh Allah sekarang benar-benar akan melahap kita kalau tidak ada iman di dada. Segala yang diatur Allah pastilah yang terbaik.

Konjic, Bosnia Herzegovina.
28 Desember 2002

Retno Biber
[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved