|
Waktu Rasulullah menikahi Khadidjah Oase Ilmu - Friday, 24 November 2006
Kafemuslimah.com
Waktu Rasulullah menikahi Khadidjah, beristri banyak adalah hal yang lumrah, bahkan lebih dari empat. Saat itu Rasulullah juga mampu, beliau masih muda, pedagang yang sukses pula. Beberapa orang ustad bercerita bahwa mahar yang diberikan oleh Rasulullah saat menikahi Khadijah adalah 70 ekor unta. Bahkan ada yang mengatakan 100 unta. Jumlah tersebut menggambarkan seorang yang secara ekonomi mampu. Khadijah ra. memilih seorang yang cukup setara dengan dirinya secara ekonomi. Khadijah mungkin baru menjadi tulang punggung utama setelah Rasulullah mulai sering menyepi setelah umurnya 35 tahun dan waktu beliau telah menjadi Rasul. Sepuluh tahun pertama itu pun tidak dimanfaatkan untuk mengawini istri tambahan. Dan kita tahu bahwa sesudahnya juga tidak. Mereka hidup sebagai suami istri selama 27 tahun, sampai Khadijah meninggal. Tahun-tahun terakhir hidupnya, Khadijah ra pasti sudah sangat tua, lebih tua daripada Rasulullah. Tapi itu juga tidak menjadi alasan bagi Rasulullah untuk mencari istri baru. Bahkan tidak ada tanda-tanda Rasulullah tertarik pada wanita lain di masa perkawinannya dengan Khadijah. Rasullullah juga, saya yakin, bukan pria yang takut istri.
Astaghfirullah. Beliau mempunyai kepribadian yang kuat, serta kharisma dan wibawa yang lebih besar daripada manusia manapun. Sehingga walaupun Khadijah mungkin lebih kaya atau merupakan pendukung utama saat Islam baru mulai, itu tidak akan menghambat beliau untuk melakukan apa yang beliau inginkan. Sehebat apapun poligami tanpa batas yang berlangsung di masa jahiliyah, saya yakin masih banyak perempuan yang tidak beruntung, karena para pelaku
jahiliyah itu kemungkinan besar lebih banyak didasari nafsu yang biasanya memilih perempuan-perempuan yang cantik, muda atau menarik. Jadi pastilah masih ada janda-janda yang tidak menarik lagi atau nenek-nenek, yang membutuhkan perlindungan, atau perempuan yang mulai menua tetapi tidak mendapatkan jodoh. Apakah beliau waktu itu tidak pengasih, penyayang atau tidak memperhatikan kesulitan atau kesusahan orang lain, atau tidak mempunyai rasa belas kasih yang besar, sehingga tidak melihat adanya perempuan-perempuan
di sekitarnya yang tidak memiliki pelindung, atau tidak beruntung mendapatkan jodoh? Pasti tidak. Saya yakin Rasulullah sudah dipenuhi semua sifat yang baik dari sananya sejak lahir.
Jadi, untuk saya menarik sekali bahwa Rasulullah sebagai seorang pria yang sangat mampu, pria yang sangat kuat kepribadiaannya, pria yang mempunyai rasa belas kasih yang sangat besar terhadap semua orang, ternyata memilih untuk tidak berpoligami saat menikah dengan Khadijah. Pada saat dia mampu dalam segala hal.
Setelah Khadijah meninggal, Rasulullah mulanya tidak berminat untuk menikah lagi. A heart was already taken, no one could replace her. Nah yang terakhir, yang pakai bahasa si oom ini, adalah hipotesa saya. Saya merasa itulah yang terjadi antara Rasulullah SAW dan Khadijah RA, sebuah hubungan suami istri yang sangat luhur, sangat mendalam, sangat indah, dengan totalitas perasaan terhadap satu sama lain, he knew she was always there for him, and she knew he was always there for her, a relationship to be envied.
A heart had already been given to a woman who meant so much to him. Saya pikir tidak ada yang bisa menyaingi keindahan perasaan Rasulullah terhadap Khadijah. Bersama Khadijah, Rasulullah tidak pernah menikah lagi walaupun beliau mampu, walaupun hal itu biasa di jaman itu, walaupun pasti ada wanita-wanita tidak beruntung saat itu. Perempuan mana yang tidak ingin menjadi orang yang begitu berarti bagi suaminya, begitu rupa sehingga he defied his time?
from Wahyuni, Debby.... [ 0 komentar]
|
|