[utama] Alquran | Hadis Qudsi | Hadis Shahih Bukhari dan Muslim |Doa
[Kami] Kontak | Visi & Misi | Iklan | Link Bersama Kami
[ukhuwah] Webmail| Milis | Buku Tamu
HOME
Wanita Bertanya Ulama Menjawab
Uneq-Uneq
Resep
Profil Muslimah
Oase Ilmu
Muslimah & Media
Kisah Nabi
Kiat Muslimah
Jurnal Muslimah
Cantik & Sehat
Bisnis Muslimah
Agenda Muslimah

Di Usia Tiga Puluhan
Jurnal Muslimah - Thursday, 30 November 2006

Kafemuslimah.com

Oleh Ummu Nabilah

Suatu hari di sebuah acara, saya bertemu dengan seorang teman lama. Ia
tampak tujuh tahun lebih muda dari usianya. Kami saling menanyakan
kabar setelah lebih dari sepuluh tahun tak jumpa. Kini, ia masih sendiri di
usianya yang tiga puluh empat tahun.

Ia tidak sendiri. Banyak di tengah-tengah kita para wanita yang juga
masih melajang di usianya yang sudah kepala tiga. Malah, tidak sedikit
dari mereka sudah berusia lebih dari tiga puluh lima tahun. Entah apa
penyebabnya hingga mereka belum menemukan pasangan hidup di usia mereka
yang sudah cukup matang. Itu semua adalah rahasia Allah. Hanya yang saya
ketahui, mereka yang saya kenal adalah wanita baik-baik. wanita yang
layak untuk dicintai, menjadi isteri dan seorang ibu.

Pernah terbersit dalam pikiran saya, seandainya saya seorang laki-laki
dan boleh memilih isteri sesuka hati, maka pilihan saya akan jatuh pada
salah satu dari mereka. Sebut saja namanya (bukan nama sebenarnya)
Aisyah. Ia seorang yang berwajah relatif manis, pintar, baik hati, lembut,
dermawan, suka berkorban untuk orang lain, pendeknya berbagai kelebihan
melekat padanya. Iapun seorang yang biasa-biasa saja, bukan tipe orang
yang menetapkan standar tinggi untuk pasangan hidupnya.

Maka apalagi jalan yang menghalanginya untuk segera menemukan sang
jodoh? Jawabnya adalah bahwa semua itu belum dikehendaki-Nya. Sebagai orang
beriman, tentu kita harus bisa mencari hikmah di balik keputusan Yang
Mahakuasa ini. Allah menjelaskan, ".boleh jadi kamu tidak menyenangi
sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu,
padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui." (QS Al-Baqarah:216).

Namun, tak mudah menjalani kehidupan ini seorang diri. Tuntutan
keluarga untuk segera menikah yang tak hanya satu dua kali terdengar kerap
membuat hati kian merana. Kondisi ini diperparah lagi dengan pola pikir
masyarakat kita yang masih kurang memahami hakikat kehidupan ini dan
masih sering mempersoalkan status para wanita yang masih melajang di usia
yang sudah matang.

Saya sendiri menikah pada usia yang juga sudah tigapuluhan, tepatnya
tiga puluh satu tahun lebih enam bulan. Belum terlalu tua memang, namun
sudah cukup tua bila dibandingkan dengan orang-orang di sekitar saya,
apalagi yang berlatar belakang seperti saya. Mereka sebagian besar atau
bisa dikatakan hampir seluruhnya menikah dalam usia muda, antara dua
puluh satu sampai dua puluh empat tahun.

Saya bukan ingin menceritakan bahwa saya adalah orang yang patut
dicontoh karena sangat sabar menghadapi masa penantian itu. Justru
sebaliknya, yang ingin saya ceritakan adalah betapa kurangnya kesabaran saya
menghadapi semua ini. Saya sudah tak ingat lagi betapa banyak airmata
terkuras karenanya. Langkah kaki inipun kadang tertatih-tatih berjalan di
antara jatuh dan bangun.

Kini, kalau mengingat semua itu saya menyesal. Malu rasanya diri ini di
hadapan-Nya. Dan entah berapa "nilai" yang akan diberikan Sang Juri
ketika melihat "prestasi " saya itu. Ingin rasanya memperbaiki, tapi nasi
sudah menjadi bubur. Mungkin yang bisa saya lakukan sekarang adalah
bahwa saya harus lebih memperbaiki diri dan senantiasa ridho sepenuh hati
pada-Nya. Alhamdulillah, kesempatan itu masih terbuka lebar sebelum
Malaikat Izrail datang memanggil.

Banyak orang mengatakan bahwa hal yang tidak disukai dalam hidupnya
adalah menunggu. Menunggu memang membosankan. apalagi menunggu sesuatu yang belum pasti terjadi. Tapi menunggu juga mengasyikkan karena melatih jiwa menuju sabar. Sabar menunggu janji-Nya yang pasti terjadi, karena
Allah Maha Menepati Janji. Seandainya Allah tak memberi untuk kita jodoh
di dunia, maka Dia akan memberikannya di akhirat.


Tetap bersyukur dan meyakini bahwa Allah Mahaadil akan menguatkan jiwa
kita ketika ujian datang menyapa. Allah mengingatkan kita,"Apakah kamu
mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (ujian) seperti
(yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kami. Mereka ditimpa
kemelaratan, penderitaan, diguncang (dengan berbagai cobaan). Sehingga Rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang
pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS
Al-Baqarah: 214).

[ 0 komentar
]

© 2002-2009 Kafemuslimah.com
Please report any bug to [email protected]
All rights Reserved